Nilai-nilai Apresiasi Sastra


 Karya sastra terbagi tiga, yakni puisi, prosa, dan drama. Ketiga karya sastra ini memiliki kepentingan tersendiri untuk diapresiasi. Untuk puisi, dengan membaca dan menulisnya akan mengajarkan manusia mengolah dan mangasah rasa. Puisi merupakan karya yang berangkat dari kejujuran perasaan dan kolaborasi pikiran. Bila paham akan makna sebuah pembelajaran puisi, manusia akan tahu bagaimana bersikap. Jika manusia mengerti arti dari menulis puisi, nilai kepekaan akan muncul sehingga tahu bagaimana menyikapi dunianya secara horizontal bahkan vertikal.

Sementara untuk prosa, prosa yang tersaji dalam karya cerpen dan novel senantiasa memberikan pencerahan melalui pengetahuan yang disajikannya. Berbagai deskripsi termuat dalam dua karya ini yang sekaligus menggiring  pembaca dalam ketenangan jiwa dan keceriaan. Pada prinsipnya prosa memang menghadirkan hiburan dan nilai pengetahuan yang dapat dijadikan alternatif di samping buku-buku populer lainnya.

Begitupun drama, naskah drama menceritakan dalam bentuk dialog. Dialog yang ada merupakan bagian dari cuplikan sejarah dan kritikan terhadap pemerintah. Naskah drama banyak berisi sindiran yang secara tidak langsung bertujuan mengajak masyarakat untuk bersikap.  Kendati bukanlah pemaksaan, setidaknya dengan naskah drama, baik itu yang sudah ditampilkan dalam  lokan pementasan, isi dari drama tersebut juga sudah memberikan suatu keadaan yang penilaiannya dikembalikan lagi kepada masyarakat. 

Drama yang dipentaskan juga mempunyai sifat menghibur. Dan memerankan suatu karakter tentu saja harus dipelajari. Tidak sembarang orang bisa melakukannya dengan natural. Natural yang dimaksud adalah sang aktor dan aktris harus bisa tampil membawakan sebuah penokohan yang benar-benar lepas dari kepribadian sebenarnya. Hal itu tidak mudah sehingga perlu dipelajari secara mendalam. 

Apresiasi drama menjadi perlu diadakan agar sang peminat dunia pentas dalam menampilkan drama sukses menghadirkannya ke penonton. Pada akhirnya outputnya akan membawa si aktor atau aktris memiliki keterampilan yang menjadi modal dasar dalam kehidupan. Bukan untuk kepura-puraan, melainkan untuk merealisasikan komunikasi nonverbal secara maksimal sehingga tepat guna.

Kira-kira begitulah sekelumit apresiasi sastra manakala kita serius mengenalnya. Ada pelbagai faedah yang tujuannya bukanlah untuk menjadi sastrawan, melainkan untuk memenuhi salah satu keterampilan dasar. Apapun pilihan profesi manusia ke depannya, baiknya mempunyai keterampilan dan wawasan luas dalam mewujudkan keberhasilnya berkomunikasi di dunia.

Sakit Mengguguri Dosa


Kadangkala manusia terjerembab dalam sakit. Perih, ngilu, kaku, dan apapun istilahnya, manusia tidak dapat hindar dari keadaan itu. Namun, jangan berkecil hati karena apapun jenis rasa sakitnya, pasti hikmahnya ada. 

Aa gym pernah mengatakan sakit menggugurkan dosa seperti daun yang berjatuhan pada musim gugur. Begitulah kira-kira yang pernah saya dengar ketika beliau berceramah. Untuk itu, sabar dan ikhtiar menjadi pilihan yang paling tepat dalam menyikapinya. 

Semoga setelah sembuh tiba pada waktunya, manusia kembali fitrah. Mendapatkan salah satu momen kemenangan dalam pertarungan. Dan tentu saja sakit yang pernah menghampiri tubuh, menjadi sebentuk pengingat sekaligus evaluasi diri agar lebih bisa menjaga kesehatan.

Sepulang Kerjaku


Inginku singgah di lapau pinggir jalan membelikan sebatang coklat dan sekotak es krim
Lalu, untuk siapa aku berikan?
Inginku membawakan sepaket mainan pelipur nan sepi
Tapi, untuk siapa aku hadiahkan?
Inginku merentangkan tangan dan menyambut teriakan histeris
Kemudian, untuk siapa aku meneruskan pelukan dan gendongan ini?
Inginku mencium wajah serta mengelus tipisnya rambut
Lantas, untuk siapa aku wujudkan sentuhan itu?
Inginku memanggil mengumbar rindu
Sekali lagi, kepada siapa aku akan bersuara?
Hingga pada akhirnya:
Inginku membungkus keindahan senja dengan kemilauan orange cahaya
sayang, kepada siapa akan aku ceritakan?

Namun, semoga, inginku-inginku itu dapat terjawab tidak beberapa waktu lagi
Amin...


31 Mei 2012

Pentingnya Ekstrakurikuler Sekolah


Program pengembangan diri yang terintegrasi dalam ekstrakurikuler sekolah mempunyai peran penting dalam meningkatkan prestasi siswa. Pengembangan diri menjadi sarana ampuh sebagai penyaluran bakat dan minat siswa. Apabila sekolah memfasilitasi bakat dan minat peserta didiknya dengan serius, besar kemungkinan setiap siswa akan berkembang dan maju potensinya.
          Adanya ekstrakurikuler di sekolah tidaknya hanya bermanfaat untuk siswa, tetapi juga relevan tehadap peningkatan kompetensi guru. Hal itu dilatari karena guru pun memiliki kemampuan-kemampuan di bidang yang digemarinya. Apakah itu apresiasi sastra, sains, ekonomi, olahraga, pendidikan Alquran, PMR, bahkan kegiatan memasak sekalipun. Dengan adanya ektrakurikuler sekolah wawasan guru akan teraktualisasi karena guru akan senantiasa menambah materi untuk ditularkan ke siswa. Dengan demikian, keterampilan pun akan dapat berkembang semakin baik sehingga peran guru dalam membimbing bakat dan minat siswa berdampak positif bagi sekolah.
Sekolah pun akan mengetahui program unggulan yang dimiliki siswa-siswanya. Jadi, ketika ada kegiatan pengembangan diri di sekolah yang beberapa bidangnya dipertandingkan dalam tingkat sekolah se-kota ataupun se-kebupaten, siswa dan guru tidak lagi gagap menyikapinya. Kepala sekolah dan guru-guru dapat dengan mudah menentukan siswanya untuk menjadi utusan dalam pertandingan tersebut.