Tongsis



Seorang anak yang sedang duduk di bangku SMP, meminta kepada ayahnya untuk dibelikan tongsis. Tongsis yang sedang booming ini membuat sang anak ingin sekali memilikinya. Di samping memang teman-temannya sudah banyak yang punya.

Anak      : balian wak tongsis ciek yah
Ayah      : tongsis a ko ha?
Anak      : eeee ndak gaul ayah mah. Tongsis tu tongkat narsis yah. Jadi wak latak hp kamera di tungkek tu, nah sudah tu bisa wak foto surang samo-samo kawan gei.
Ayah      : alah... tuk kana tu.
Anak      : murahnyo yah 200 rb-an nyo
Ayah      : 200 rb??? Maha bana mah. Ancak bali cindua lai. Atau kuaci, Atau langkitang, bisa tahan saminggu mahabisannyo.
Anak      : (ndak sadar terpengaruh)karambia lah yah. Bisa wak makan gulai atau randang satahun.  Eh salah, ikut-ikutan jadinyo wak dek ayah. (kembali merayu) yo lah yahpliss.
Ayah      :ndak, bisuak lah ayah buean dari batuang dih.
Anak      : batuang? Ado-ado seh ayah mah. Apo lo kecek urang beko yah. Beko kecek kawan,“kama manciang kawan......?” atau “woi iko ndak tongsis ko do tapi Tungsis ma kawan”
Ayah      : apo tu tungsis?
Anak      : batuang narsis mah. Malu wak beko yah. Lagi pulo beko batuang tu ndak bisa dipanjangan atau dipedean.
Ayah      : eeee tanang seh lah. Beko ayah buekan duo.
Anak      : duo?
Ayah      : iyo,  jadi beko diselasiban seh untuk mamanjangannyo. Lah siap bafoto, tanggaan selasibannyo. Masuakan ka tas lai.
Anak      : hmmmm panek deh.....

25/03/2014



Bensin Murni



Seorang pemuda, pengendara sepeda motor membeli bensin eceran di salah satu tepi jalan raya. Ia rutin singgah di tempat tersebut  karena tertera label Bensin Murni. Bagaimanapun sepeda motornya harus diisi dengan bensin yang asli tanpa adanya campuran dari cairan apapun supaya tunggangannya awet.

Namun, tiga bulan sesudahnya, saat menggeber motornya, kendaraaanya mati mendadak. Setelah dicek di bengkel mesinnya rusak. Kata sang mekanik penyebabnya sering“meminum” bensin campuran. Sang pengendara terkejut karena pikirnya ia selalu mengisi tengki sepeda motornya dengan bensin murni.
Esok harinya ia ke tempat penjual bensin langganaannya itu.

“gara-gara bensin yang ibuk jual motor saya rusak. Katanya bensin murni,” protes pemuda.

“memang bensin murni kok,” tukas sang penjual

“ibuk bohong. Ibuk pasti telah mencampurinya dengan cairan lain?”

“cairan lain? Maksudnya?”

“ya ibuk telah mengoplos dengan minyak tanah atau air,” spekulasi pemuda.

“kalau itu mamang benar pemuda. Ibuk sengaja mencampurnya agar banyak dapat untung,” katanya polos.

“berarti ibuk benar-benar telah melakukan pembohongan publik. Lantas mengapa ibuk mengaku dan menulisnya dengan bensin murni?”

“oo itu bensin murni memang betul.Nama ibukkan murni.”

“ha nama ibuk murni? Jadi?????”

Sang pemuda tercengang lalu hanya terdiam dengan alasan terakhir sang penjual.


06/03/2014

Eh....Sudah Datang



Ini cerita lama sebenarnyawaktu masih baru-barunya di sekolah tempat saya berdinas.

Ada teman, Uni Cut panggilannya---Kata “Uni” merujuk pada usianya yang lebih tua dari saya. Beliau mengajarkan bahasa jepang. Perawakannya besar dengan berat badan di luar standar, yakni 100kg lebih. Selain itu, karakternya ceplas-ceplos. Omongannya tak jarang membuat suasana kantor menjadi riuh.

Suatu ketika ia tidak bawa motor ke sekolah. Ia diantar dan dijemput oleh suaminya. Nah, suaminya kebalikan dari ni cut ini, kurus dan kecil tubuhnya. Kira-kira seperempat dari badan uni cut, sang istri.

Jadi sekian lama menunggu akhirnya sang uda pujaan hati hadir menjemput. Tampak olehnya dari kejauhan si suami telah memasuki pintu gerbang sekolah.

Dan, sekali lagi karena ucapannya yang lepas-lepas, bak anak-anak melepas sendal, sering saya dan teman-taman lain terkejut dengan apa yang disampaikannya.

Beginilah katanyaseraya menepuk tangan dengan suara riang:

“Eh BURUNGKU sudah datang.”

!@#$%^^$#@

01/03/2014

Protes Sumbar kepada Riau



Kabut asap telah menyelinap di langit sumbar. Ini akibat dari meluasnya kebakaran lahan yang terjadi di riau. Konon hal itu dilakukan untuk perkebunan sawit. Sumbar pun tak tinggal diam dan mengajukan keberatan.

Sumbar                               
Hei coy, angku harus bertanggung jawab. Beri kompensasi ke sumbar atas meluasnya dampak asap ini!

Riau
Ah santai lah. Ini namanya asas pemerataan bung.Inilah wujud partisipasi awak untuk berbagi produk unggulan. Dan ini juga bagian dari mahakarya seni rekayasa alam.

Sumbar                               
Pemerataan? Produk unggulan? Seni rekayasa alam?Maksud angku?

Riau                      
Ya kita inisebagai bertetangga harus tahu sama tahu, senasib sama senasib, dan saling sepenanggungan, serta sama-sama menikmati dong.

Sumbar                               
Apa? Asap kok produk unggulan. Seni rekayasa alam? apa pula itu. Maksud angku berseni dengan alam sebagai medianya?Mentang-mentang tiap tahun? Enak sama angku, tidak enak di ambo tuh namanya. Angku mengambil cubadak, ambo yang dapat getahnya.

Riau                      
Pokoknya sabar sejenak lah bro. Terlepas dari itu semua, bukankah apa yang awak lakukan ini bagian dari peningkatan ekonomi untuk masyarakat, daerah, dan negara. Tenang ajalah palingan sebentar lagi hilang tu asap.

Sumbar                               
Ekonomi memang, tapi rakyat jadi penyakitan bro. Ingat kesehatan adalah pilar utama kehidupan. Apa gunanya perekonomian meningkat, tapi tidak bisa dinikmati rakyat lantaran sakit bengek permanen. Asal angku tahu,lantaran kabut asap itu juga, keindahan bukit-bukit menjulang di sumbar hilang,pulau-pulau nan eksotik buram,hamparan sawah kabur, dan danau-danau kian tersembunyi. Alam seolah disandra asap angku.

Riau                      
Betul, awak tahu itu. Tapi begini sajalah. Riau akan bertanggung jawab atas kebutuhan sabun, sampo, dan minyak manis untuk sumbar selama kabut asap ini melanda. Sepakat?

Sumbar                               
Loh kok itu?

Riau                      
Yatanpa sawit kita tidak bisa mandi pakai sabun, tak bisa keramas pakai sampo, dan tak bisa memasak tanpa minyak manis. Betul? Lagipula hal ini juga sebentuk sosialisasi hasil olahan penen awak di riau.

Sumbar
Ah sudahlah. Besok akan ambo kirim pula produk unggulan. Tunggu ya.

Riau
Apa?

Sumbar
Beruk

Riau
Beruk?

Sumbar
Ya akan dilatih ulang beruk-beruk itu untuk terampil mengambil buah sawit,baik itu dari segi kode-kode maupun teknik gerakannya. Ambo instruksikan para pawang ataupun pemiliknya lewat surat edaran mulai dari tingkat dusun, kelurahan, kecamatan, kota/kabupaten. Akan ambo beri pemahaman bahwa prospek di riau lebih cerah karena banyaknya buah-buah yang bisa dipetik. Setelah itu, kami eksoduskan menuju riau. Bagaimana?

Riau
!@X(*^&Z9T$^%@

01/03/2014