Kepada Penumpang Musiman



Kami berhitung waktu menumpang kereta ini
Kami hadir dalam senyum yang terkembang setiap hari
Kami santai dan menikmati menjalankan realita demi realita di sini.
Tak ada satu pun yang menjadi masalah buat kami
Apalagi perkara tempat duduk
Bukanlah persoalan krusial buat kami
Jika tempat duduk kami telah terisi dengan penumpang lain, kami tenang saja.
Masih ada tempat yang kosong toh
Fokus kami agar bisa duduk. Itu saja
Tak ada mengeluh, mempertanyakan, konfrontasi
Bahkan sampai harus menggerutu “itulah orang indonesia” dengan volume yang terdengar satu gerbong ketika mengucapkannya.
Lantas anda siapa? Orang amerika, turki, jepang, korea utara, atau singapura?
Tidak. Sikap dan perilaku itu bukanlah watak kami. Sangat jauh dari tubuh kami.
Sebenar persoalannya adalah ada pada anda
Anda tidak rutin naik kereta ini
Anda jadi tidak kenal dengan kenyataan
Karena ketidakrutinan anda,  jangan pula menyakitkan penumpang reguler seperti kami ini
Jangan menjadi keterlaluan anda
Kami benar-benar *&^%$#+@$% dengan anda.

30/01/2014

YKD, SKD, dan Nama Dosen

Yung Kanun Dalang (YKD) menceritakan perjuangannya mendapatkan Surat Keterangan Domisili (SKD) di komp. Singgalang. Ia harus berurusan dengan ketua RT, tempat saya dulu bertempat tinggal. Surat ini mesti diurus lantaran KTP Rice masih beralamat di Batusangkar. SKD inilah yang menjadi syarat terakhir agar Yung bisa mendapatkan motor kredit incarannya. Oleh karena itulah, Yung harus luntang pungkang mendapatkannya. Di balik ikhtiarnya terselip cerita.

YKD        : ruponyo ketua RT di komp.singgalang lah batuka yung?
Fz            : sia tu?
YKD        : dosen ang mah.
Fz            : dosen den? Pak Ega?
YKD        : hmmm (katanya sambil manyun). Takok lah dang?
Fz            : Pak Atmazaki, Pak Nunung?
YKD        : e.....e.....e......(pancingnya dengan huruf awal nama yang dimaksud)
Fz            : sia??
YKD        : e....e.....e......(kali ini lagaknya bak langkah randai dengan kepala dimiring-miringkan)
Fz            :kaa stroke lo paja ko mah(saya membatin)
Fz            : sia??
YKD        : Erizal Gani (jawabnya tuntas)
Fz            : kan iyo dang tu. Erizal Gani tu panggilannyo Pak Ega....
YKD        : ooo iyo iyo (sang bundar gigi mengangguk kalem)

28/01/2014

Mengenal Point of View Prosa (2)



Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam cerita (cerpen, novel, hikayat) melalui tokoh serta penokohan yang diciptakannya. Sudut pandang ini meliputi kata ganti aku, dia, mereka, dan nama tokoh.

Sudut pandang terdiri atas 1)orang pertama pelaku utama, 2)orang pertama pelaku sampingan, 3)orang ketiga serbatahu, 4)orang ketiga pelaku utama, dan 5)orang ketiga pelaku sampingan.

1) Orang pertama pelaku utamaditandai dengan kata “aku” atau “saya“. Dalam sudut pandang ini tokoh “aku” atau “saya” terlibat dominan dalam alur atau plot cerita. Dengan kata lain, pelaku mengalami betul kejadian yang menimpanya.

Contoh:

Tak sempat kusadari secepat terkaman macan akar, secara amat mendadak, Pak Mustar telah berdiri di sampingku. Wajahnya yang dingin putih menyeringai kejam. Aku menjejalkan pijakan langkahku untuk melompat tapi terlambat. Pak mustar merenggut keras kerah bajuku, menyentakku dengan keras hingga seluruh kancingku terlepas. Kancing-kancing itu berhampuran ke udara, berjatuhan gemerincing. Aku meronta-ronta dalam genggamannya, menggelinjang dan terlepas!
-Sang Pemimpi karya Andrea Hirata-

2) Orang pertama pelaku sampinganartinya tokoh “aku” atau “saya”di sini berperan sebagai pengantar dan penutup cerita. Tokoh “aku” hanya sepintas dilibatkan sementaratokoh utamanya adalah orang lain. Tokoh orang lain itulah yang diceritakan oleh tokoh “aku”berdasarkan pikiran dan pengamatannya.

Contoh:

Itulah Maria, gadis paling aneh yang pernah kukenal. Meskipun aku sudahcukup banyak tahu tentang dirinya, baik melalui ceritanya sendiri saat tak sengajabertemu di metro, atau melalui cerita ayahnya yang ramah. Tapi aku masihmenganggapnya aneh. Bahkan misterius. Ia gadis yang sangat cerdas. Nilai ujianakhir Sekolah Lanjutan Atasnya adalah terbaik kedua tingkatnasional Mesir. Iamasuk Fakultas Komunikasi, Universitas Cairo. Dan tiap tingkat selalu meraih

predikat mumtaz atau cumlaude. Ia selalu terbaik di fakultasnya. Ia pernahditawari jadi reporter Ahram, koran terkemuka di Mesir. Tapi ia tolak. Ia lebihmemilih jadi penulis bebas. Ia memang gadis Koptik yang aneh. Menurutpengakuannya sendiri, ia paling suka dengar suara azan, tapi pergi ke gereja tidakpernah ia tinggalkan. Sekali lagi, ia memang gadis Koptik yang aneh. Aku tidaktahu jalan pikirannya.”
 -Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy-

3) Orang ketiga serbatahu yakni pengarang menggunakan sudut pandang “dia”, ”ia”, ataupun “nama tokoh”. Pengarang dapat mengisahkan apa sajayang menyangkut tokoh “dia”, “ia” termasuk pikiran, perasaan ataupun motivasi dari tokoh. Tidak hanya itu, narator pun mahatahu dengan sikap dan perilaku semua tokoh dalam cerita.

Contoh:

Mas Karnoe merogoh saku celana bahannya. Mengeluarkan tiga lembar uang lima ribuan. Satu lembar kembali ia masukkan ke dalam saku celana goyangnya itu; untuk ongkos pergi besok.

“Budhe, gorengannya dua kantong ya, campur aja.” Ia membeli buah tangan.

“Ini mas,” ia sedikit berdiri dari tempat duduknya memberikan dua kantong gorengan dan menyambut dua lembar kertas bergambar wajah Tuanku Imam Bonjol.

“Makasih Budhe.” Kemudian mas Karnoe melanjutkan perjalanan menuju rumahnya.

Jelan tanah berwarna merah di sebelah kanan gerbang stasiun terhampar luas dan di sisi-sisinya berbaris tiang-tiang listrik tegangan tinggi seperti tak berujung, jalan inilah yang akan disusuri kaki-kaki lelahnya. Sang istri telah menunggu di rumah.
 -Karnoe karya Jombang Santani Khairen-

4) Orang ketiga pelaku utama. Sama halnya dengan orang pertama pelaku utama, bedanya pengarang menggunakan tokoh“dia”, “ia”, dan nama tokoh dalam ceritanya. Orang ketiga ini menjadi pusat cerita yang mengalami langsung segala peristiwa dalam alur/plot.

Contoh:
Tak perlu waktu lama bagi Zahrana untuk mendapatkan pekerjaan baru. Dari seorang teman ia mendapatkan informasi bahwa STM Al Fatah Mranggen, Demak, sedang membutuhkan seorang guru baru yang profesional untuk mendongkrak prestasi. STM Al Fatah berada di payung Yayasan Pesantran Al Fatah. Pesantren besar yang terkenal di Mranggen. Ia mengajukan lamaran dan hari itu juga ia diterima.

Kepala sekolahnya yang masih keturunan pendiri Pesantren Al Fatah sangat senang. Pengalaman mengajar Zahrana ketika mengajar di FT universitas swasta terkemuka di Semarang adalah jaminan kualitas.

Sejak hari itu Zahrana mengajar siswa-siswa yang sebagian besar adalah santri. Ia berusaha mendalami kultur dan budaya santri. Sebab sejak kecil ia belum pernah menjadi santri sama sekali. Ia merasakan nuansa yang berbeda antara mengajar santri dan mengajar mahasiswa. Ada tantangan tersendiri mengajar santri yang masih banyak menganggap ilmu eksak tidak penting, yang menganggap "ilmu umum" lainnya juga tidak penting.
-Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy-

5) Orang ketiga pelaku sampinganyakni pengarang menggunakan tokoh “dia”,”ia” atau nama tokoh untuk mengisahkan pelakulain dalam peristiwa yang melibatkan “dia”, “ia”, atau nama tokoh tersebut. Sentral cerita dalam berbagai kejadian adalah orang lain yang dikisahkan oleh orang ketiga pelaku sampingan ini.

Contoh:

Julia tahu Sandra dan entah berapa puluh lagi gadis seuniversitinya yang telahjatuh hati kepada Ariffin. Tetapi Ariffin tidak pernah mahu ambil tahu tentang itu semua.Dia pastinya tidak mahu mengambil tahu jika terdapat tulisan “Ariffin is so cute!” didalam tandas perempuan tingkat 3 di universitinya...

Ariffin mempunyai wajah yang manis. Dia mempunyai ketinggian mencecahenam kaki dengan susuk tubuh yang tegap dengan kulit sawo matang yang nampak bersihdan terjaga. Apa yang membuat beberapa gadis di universitinya tertarik kepadanya adalahmatanya yang tajam bak burung helang dan senyumannya yang mampu membuatkan hatidan jiwa mereka cair. Untuk seorang anak muda yang baru mencecah usia 20 tahun,Ariffin mempunyai wajah yang matang seperti seorang pemuda berusia pertengahan umur20-an. Sifat pendiam Ariffin membuat mereka lebih tertarik kepadanya...
-Cinta Nasi Lemak karya Nizam Zakaria-

Demikianlah penjelasan mengenai jenis-jenis sudut pandang ini. Semoga dapat menambah wawasan anda dalam dunia kepengarangan. Tidak hanya sampai disitu, sudut pandang ini juga bagian materi yang diberikan dalam Ujian Nasional sehingga dapat pula dijadikan pedoman atau bahan diskusi antara guru dan peserta didik.

28/01/2014

Tulis Dulu



Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran keterampilan. Keterampilannya terdiri atas mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara.

Selain keterampilan mendengarkan, siswa sebagaimana yang saya perhatikan sehari-hari terkendala dalam hal kemampuan menulis. Mereka seakan enggan jika diberi tugas dengan materi menulis, seperti puisi, paragraf, cerpen, pidato, dan sebagainya.

Alasan merekaklise yakni “saya tidak pandai menulis”. Padahal bila sudah sekolah tidak perlu lagi terucap kata-kata ini.Itulah tujuan mereka ke sekolah guna menjadikannya tahu dan terampil. Bila ada kesulitan, ada guru yang siap membimbing. Kapan saja.

Selain itu, penyebab lainnya yang menghambat mereka adanya anggapan menulis itu langsung sempurna. Menulis itu harus langsung bagus, padahal bukan itu hakikatnya. Yang utama adalah proseskarena pada prinsipnya belajar itu berangsur-angsur. Tidak ada instan yang ujuk-ujuk langsung jadi.Para penulis profesional pun lahir dari latihan yang berangsur-angsur.Ibarat sebuah rumah, diawali pondasi, lantai, dinding, atap, pengecatan, dst. Semua unsur bangunan ini tidak bisa langsung jadi. Perlu satu per satu menyelesaikannya.Begitu juga dengan menulis. Intinya adalah action. Bagus atau tidak, urusan belakangan.

Masalah nilai jangan dipikirkan. Tidak selamanya penilaian diberikan berdasarkan hasil. Yang lebih utama itu adalah bisa tahu, terampil, dan senang. Nilai bisa mengikuti karena proses juga bagian dari nilai sebagaimana saat antusias mengerjakan latihan. Antusias tinggi, hasil kerja belum bagus itu masih lebih baik. Ada keyakinan bahwa bila sikap semangat ini dipupuk setiap hari, akan menghasilkan tulisan yang bagus. Saat itulah siswa mendapatkan nilai.

Dengan demikian, ibarat kata orang bijak, dimana ada kemauan, di situ ada jalan.Sejelek apapun hasil tulisan, itu masih lebih bagus daripada tidak sama sekali. Artinya masih ada peluang untuk bisa menghasilkan tulisan yang bagus.Ingat yang penting menulis dulu.

Salam super. Golden coy.

27/01/2014

Nuasa Antara Tujuan dan Maksud



Arti berdasarkan KBBI:   

Tujuan adalah 1 arah; haluan (jurusan); 2 yg dituju; maksud; tuntutan (yg dituntut);

Maksudadalah 1 niat yg tersimpan dl hati ttsesuatu yg ingin dikerjakan, dicapai dsb;yg dikehendaki: dia berusaha mencapai --nya; 2 tujuan: dia bertanya dng -- tertentu; 3 arti; makna (dr suatu perbuatan,perkataan, peristiwa, dsb): tidak mudahmenangkap -- ucapannya itu;

Dari definisi kedua kata itu saya menyimpulkan bahwa Tujuan merupakan kata yang digunakan untuk tempat, posisi, letak dan kedudukan yang dituju. Contohnya kota, pegunungan, lembah, kantor, depan, samping, jembatan, pesantren, dll.

Kemudian Maksud adalah kata yang dipakai untuk tindakan yang ingin dilakukan atau dicapai sebagaimana halnya cita-cita, harapan, rencana, dll.
Guna lebih jelasnya berikut saya ilustrasikan dalam tabel di bawah ini.

No
Maksud
Tujuan
1
Berhaji
Mekkah
2
Berbelanja
Pasar, swalayan, warung
3
Salat Jumat 
Masjid
4
Kuliah
Kampus
5
Berwisata
Bukitinggi, Lombok, Bali
6
Mandi
Toilet
7
Dapur
Belakang
8
Nikah
Bahagia
9
Mendaki
Gunung, bukit,
10
Berenang
Kolam, danau, sungai

25/01/2014