Es Tontong


Es tontong adalah sejenis jajanan waktu kita anak-anak dulu. Biasa dikonsumsi dengan kerupuk seperti payung atau roti. Es ini dikerok dari wadahnya lalu diletakkan di atas kerupuk atau roti tersebut. Penjual ini biasanya berdagang dengan gerobak atau sepeda.

Tidak saja anak-anak, ternyata es ini juga dikonsumsi sebagian orang dewasa. Pak fadil punya cerita lucu tentang pengalamannya dulu ketika melihat ibu paruh baya yang memakan es tontong ini.

Sang ibu ini memesan es tersebut dengan pilihan kerupuk. Setelah diberi oleh penjual, uang dikasih, tentu si penjual kembali berjalan menjajakan es tontongnya. Melihat penjual pergi, ibu paruh baya ini terkejut. Kemudian si ibu secara spontan dengan suara agak lantang memanggil si penjual tadi.

“oi yuang....oi..... galehnyo tingga ko ha.....” teriaknya seraya berjalan gegas hendak mengejar penjual.
Hahaha spontan saya dan lita terbahak-bahak. Padahal kerupuk itu kan bisa dikonsumsi langsung. Sang ibu itu pasti mengira kerupuk yang ia sangka gelas itu harus dikembalikan. Ya gak lah.

Ada-ada saja.Keceknyo minum cindua ko lah...

24/08/2014

Antara Selalu dan Sering


Ketika saya mempelajari intrumen penilaian belajar dari kurikulum 2013, saya menemukan dua kata selalu dan sering.Kedua kata ini menjadi indikator penilaian yang ditempatkan berbeda.

Batin saya pun bertanya apa beda kedua kata tersebut? saya telusuri KBBI. Kurang puas dengan KBBI, saya pahami dari kamus bahasa Inggris. Kebetulan ada aplikasi indodic e-kamus di laptop. Didapatkan padanannya bahwa selalu=always, sedangkan sering=often.

Berdasarkan itu dapat disimpulkan, yaitukata selalu sama maknanya dengan senantiasa dan selamanya. Kemudian untuk kata sering ini serupa dengan kata kerap dan acap kali.

Di sinilah saya dapat menyimpulkan bahwa selalu dan sering itu beda.Selalu adalah suatu keadaan yang terjadi terus-menerus dan sifatnya abadi karena ada makna selamanya. Sedangkan Sering semacam keadaan yang terjadi acap kali atau terus-menerus, tetapi tidak selamanya. Dalam artian, terus-menerusnya tersebut akan berakhir pada suatu titik atau waktu.

Bisa dicontohkan dalam kalimat berikut ini:
1.       Santoro adalah salah seorang siswa kelas XII yang sering terlambat tiba di sekolah.
Setelah tamat tentu santoro tidak akan terlambat lagi.
2.       Suntoni selalu belajar di malam hari untuk mempersiapkan materi ajar kepada mahasiswanya di kampus.
Pada prinsipnya profesi pengajar harus terus belajar.

23/08/2014