Kilometer, Doa, dan Amin...

Setiap deru nafas dalam langkah perjalananku
Ketika itu pula kubergumam merangkai doa
Jarak ribuan kilometer kutempuh dengan alunan harapan untuk rindu yang menjulang
Terik dan kasarnya sapaan rintik kian membuatku bergelut dalam hasrat yang palung
Agar kudiberikan kesempatan bisa menyampaikan:
“Aku akan selalu menyayangimu.”
Aku kan bertarung demi itu, atas nama kelanjutanku
Semoga nafas yang  masih berhembus menyemangati impian ini
Dan aku kan terus bermohon dalam nyawa yang bertahta:
 “Sayang, semoga kita segera dipersuakan sang pencipta
Amin....”

MIMPI

Aku bermimpi punya rumah
Rumah masih dengan latar sawah
Sawah membaris hijau dengan kecipak air nan merdu
Merdu senyaring anak dan istriku dalam suara
Suara tawa yang membahana hiasi keluarga baruku

Aku juga bermimpi indah manakala itu hujan menghampiri
Menghampiri kesejukan di teras rumah ditemani hangatnya teh  dengan sebungkus roti gabin sambil
mendengar lantunan bunyi
Bunyi teriakan anakku sembari melompat-lompat
Lompatan usai terbitkan tanya tentang segala apa
Apa yang diamati dan dirasa
Rasa dengan angan lepasan dahaga
Dahaga karena aku dan istri bergantian memangkunya
Memangkunya, mendekapnya, menciumnya dengan jawaban-jawaban kehangatan cinta

Aku semakin ingin dekat dengan kenyataan masa depan itu