Kolam



Dua warga yang berbeda kampung terlibat sahut-sahutan. Asal usul yang berlainan mempengaruhi komunikasi lantaran berbeda penggunaan bahasanya. Perbedaan bahasa inilah yang sesekali menimbulkan salah paham. Contohnya kejadian berikut ini.

Bujang
: inyiak ijan ka sinan ado kolam.
Inyiak
: kolam-kolam aaa ko ha satarang ko hari.

Inyiak terus berjalan. Tidak memedulikan suara si bujang yang menurutnya mengada-ngada. Dari kejauhan inyiak sesekali membalikkan badan melihat si bujang yang teriak-teriak. Samar-samar ia mendengar suara tetangganya itu.

Tak lama kemudian si inyiak malang terperosok dan basah kuyup.

Inyiak
: kancxxxxxx bujang.....iko ndak kolam do. Iko tobek namonyo ko.
Bujang
: iyo tadi lah den kecean inyiak taruih juo. Tarang ka tarang juo kecek inyiak. Ha barandam
lah inyik di sinan.

Dan inyiak pun tak bisa menyimpan rasa kesalnya. Kemudian ia bangkit dari tabek menuju kembali ke rumahnya. Bujang pun menghilang dari pandangan.

Itulah variasi bahasa. Kata “kolam” menurut si bujang bermakna “tabek” bagi inyiak. Namun inyiak salah paham yang mengira bahwa “kolam” itu artinya gelap padahal tidak. Oleh karena itu, penting juga setiap manusia memahami khasanah bahasa dengan seksama. Itu.

05/11/2014


No comments: