Sudut pandang atau point of view
merupakan salah satu unsur intrinsik dalam prosa. Sudut pandang ini digunakan
oleh pengarang untuk menentukan cara pengisahan tokoh dan penokohan yang
dibangun dalam penceritaannya.
Sudut
pandang dalam sebuah prosa ada dua, yakni orang pertama dan orang ketiga. Sudut
pandang orang pertama menggunakan kata “aku” atau “saya”. Sementara untuk sudut
pandang orang ketiga memakai kata “dia”, “ia”, “mereka”.
Sudut
pandang orang pertama terkelompok menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
Aku sebagai tokoh utama. Pengarang
menceritakan tokoh aku dengan segala peristiwa yang dialaminya. Kategori sudut
pandang ini terlibat secara terus-menerus dalam setiap alur/plot, baik dari pengenalan,
konfliks, klimaks, leraian, hingga penyelesaian. Dengan kata lain, tokoh aku
paling dominan diceritakan dalam prosa.
Aku sebagai tokoh tambahan. Pengarang
memakai kata aku yang berfungsi membawakan cerita. Tokoh aku di sini
mendeskripsikan kejadian yang dialami tokoh
lain. Artinya, tokoh aku bersikap layaknya saksi peristiwa. Kedudukan sudut
pandang aku ini ibarat pengantar dan penutup dalam cerita.
Aku sebagai pusat cerita. Tokoh
aku dilibatkan pengarang dalam berbagai keadaan, tetapi hanya yang berhubungan
dengan diri si tokoh aku tersebut. Hal itu didasari dari persoalan rangkaian
peristiwa, keberadaan tokoh lain, dan tindakan yang berada di luar interaksi si
tokoh aku. Oleh karena itu, tokoh aku di sini dalam sebuah cerita menentukan
sendiri persoalan-persoalan tersebut apakah ingin dikaitkan atau tidak dalam
dirinya.
Berikutnya untuk
sudut pandang orang ketiga. Sebagaimana yang telah dijelaskan tadi, sudut
pandang orang ketiga ini pengarang menggunakan kata “dia”, “ia”, dan “mereka”
dalam pengisahannya. Sudut pandang orang ketiga pun terbagai menjadi dua, yaitu
dia sebagai mahatahu dan dia sebagai pengamat.
Dia sebagai sudut pandang orang
ketiga mahatahu atau serbatahu. Sudut pandang ini mengetahui segala apa yang
terjadi dalam cerita. Tokoh dia dapat memaparkan semuanya dengan rinci tentang peristiwa,
tokoh dan penokohan, pikiran, perasaan, dan motivasi terhadap apa yang
berkaitan dengan tokoh si dia.
Dia sebagai sudut pandang orang
ketiga pengamat. Point of view ini
memiliki keterbatasan dalam mendeskripsikan tokoh atau peristiwa dalam prosa. Tokoh
dia hanya bisa menjelaskan sebatas terhadap apa yang dilihatnya, sedangkan
untuk mengetahui perasaan dan pikiran yang dialami oleh tokoh-tokoh lain, tokoh
dia tidak bisa mendeskripsikannya.
Begitulah penjelasan
mengenai sudut pandang dan klasifikasinya. Semoga bisa dipahami dengan baik
sebab menentukan sudut pandang dalam prosa ini menjadi salah satu bagian dari indikator
soal dalam evaluasi sekolah termasuk Ujian Nasioanal (UN). Oleh karena itu,
agar dapat mengetahui sudut pandang dalam sebuah cerita, di samping mengetahui
konsepnya, kita pun harus sering berlatih dengan cara membaca karya prosa. Ketika
ada soal yang berhubungan dengan pertanyaan untuk memastikan sudut pandang atau
Point of view dari sebuah kutipan prosa,
semuanya dapat dijawab dengan cepat dan tepat.