Peluluhan dalam
sebuah kosakata bahasa Indonesia mempertimbangkan dua teori. Teori pertama, yaitu kata-kata yang diawali
dengan huruf K, P, T, S apabila dipadankan dengan imbuhan meN-(mem-, men-,
meng-, dan meny-), kata dasar tersebut akan luluh. Contoh, mem+pikir = memikir;
men+tusuk = menusuk; meng+kuat= menguat; meny+sebar= menyebar.
Namun, teori
pertama juga harus dilandaskan dengan prinsip kedua. Ada semacam pengecualian
dalam pembantukannya apakah kata dasar itu diluluhkan atau tidak. Dengan kata
lain, tidak semua kata yang diawali dengan huruf K, P, T, S dapat diterapkan
dari teori pertama. Prinsip kedua itu
didasarkan pada faktor fonologi yang tertuang dalam hambatan-hambatan fonetik.
Jika sebuah kosakata
yang diluluhkan menimbulkan tiga deret nasal, kosakata tersebut batal untuk
diluluhkan. Contohnya untuk kata mem+pengaruh+i=memengaruhi; mem+punya+i=memunyai.
Dari kedua kata tersebut terdapat tiga deret nasal yang apabila diluluhkan,
penggunaannya tidak lagi tepat. Tiga deret nasal dari kata “memengaruhi”
tersebut adalah me-me-nga-ruhi.
Begitupun untuk kata “memunyai”, jumlah nasalnya terdiri atas me-mu-nya-i maka kata ini pun dianulir untuk diluluhkan.