Senin (27/1) pak syaiful mentraktir kami roti. Terhitung ada
12 roti yang terbeli. Satu roti seharga Rp5000. Beliau berikan uang Rp 100rb,sisanyadibelikancapucino
dingin.
Tentu saja kami sangat senang dengan traktiran tersebut.
Rotinya yang lezat plus capucino menjadi kolaborasi yang pas di lidah.
Katanya beliau sedang ulang tahun, ternyata tidak. Setelah saya
mengeceknya di SK, rupanya beliau lahir pada bulan november.
Tak pelak dengan traktiran ini mengalirlah doa untuk pak
syaiful bisa sukses, karier bagus, dan bahagia. Dan kami pun menjadi peduli
dengan beliau. Itulah rumusnya. Satu kebaikan akan melahirkan kebaikan yang
baru.
Kami jadi ingat tentang mantan waka humas ini yang tidak
jadi dilantik menjadi kepala sekolah. Kami juga turut prihatin.Penyebabnya ada
masalah politik yang menjadi latar belakangnya. Dapat cerita nama beliau sudah
masuk dalam rekomendasi BA 2,tapi apa daya BA 1 tidak menggubris. Bagaimanapun
keputusan ada di tangan BA 1. Ya kembali lagi pada suratan takdir. Manusia
punya keinginan, tapi Allah punya kehendak.
Namun setidaknya dengan traktiran ini membuat beliau sedikit
melupakan persoalannya. Mentraktir sudah menjadi jalanmelahirkan bahagia, baik
untuk sendiri maupun orang lain.
06/02/2014
No comments:
Post a Comment