Pengerahan dan Dikerahkan



Masih dengan kumpulan anak kecil kompleks yang sering main ke rumah.

Awalnya si Keke, Cici, dan Dedek yang main ke rumah. Seperti biasa si Keke langsung membuka pintu dan berujar “kakak.....” dan tidak lupa setelah itu ia bertanya “Ma abang kak?” sebuah tanya yang sudah menjadi kebiasaan ketika ia tiba.

Mereka hadir dan tertawa-tawa. Entah apalah yang mereka tawakan. Demi meredam keliaran mereka, saya suruh main di ruang tamu. Kebetulan di sana masih lapang, hanya ada karpet sebagai alasnya. Dan kebetulan juga di tempat ini memang disediakan meja kecil disertai pena dan kertas.

Mereka mencoba menggambar-gambar. Saya perhatikan sepertinya aliran gambarnya absurd. Sembari menggambar mereka juga nyanyi-nyanyi “Lihat kebunku penuh dengan bunga,” atau “bintang kecil” atau “pelangi-pelangi”. Mendengarnya, dalam hati saya bersyukur lantaran lagunya sesuai dengan usia mereka.

Kemudian melihat saya minum, si Keke, manusia yang paling atraktif di antara teman-temannya, juga meminta minum. saya pun memberi air gelas kemasan. Ternyata si dedek pun melakukan hal yang sama dengan si keke. Saya pun memberinya. Setelah itu, kebetulan ada permen sekotak, saya kasih juga satu-satu baik itu si keke, cici, dan dedek.

Setelah dikasih permen, mereka  pergi, kembali bermain di luar sana. Maklum anak-anak cepat bosan. Mudah jenuh bila tidak ada hal-hal baru.

Tapi rupono, mereka kembali datang ke rumah. Kali dengan pasukan yang lebih banyak. Kumpulan kurcaci ini saling bergandengan layaknya peserta demonstrasi menolak RUU Pilkada yang sedang hangat-hangat itu. Apa yang mereka lakukan demi permen. Setelah hajatan dipenuhi, mereka bermain-main di rumah kami.

Saya berpikir siapa dalang di balik semua ini. Pasti ada koordinasi kedatangan mereka. Kuat dugaan saya adalah si Keke. Untuk kepastiannya saya akan komunikasi dengan orang dalam dari salah seorang anak yang datang kemarin di rumah.

Dapat disimpulkan ternyata anak-anak sudah punya bakat dalam mengerahkan dan dikerahkan. Tapi terus terang saya senang karena mereka masih bisa diatur dan mau mendengar apa yang dikatakan. hahh ada-ada sajalah.

28/09/2014

No comments: