22 Desember ditetapkan sebagai hari ibu. Timbul pertanyaan
apa yang telah anda persembahkan untuk ibu? Jika itu ditanyakan kepada saya,
tentu belum ada apa-apa. Namun, setidaknya tulisan ini bisa menjadi ungkapan
kasih sayang sayakepada ibu, yang kebetulan saya panggil mama, dalam bentuk
mengingat jasa dan perjuangannya.
Sewaktu kecil, masih di rumah kontrakan, sebelum memangkas
rambut, saya minta gendong dulu sama mama. Minta gendong di punggung dan harus
berjalan-jalan lebih dulu. Rencananya saya
memotong rambut dengan tukang pangkas yang biasa keliling. Sampai SMA, saya
masih melihat tukang pangkas itu. Masih dengan sepeda dan bangku kecil, serta
tas peralatannya. Tapi setelah digendong, saya mengingkari dan langsung lari
ketika ingin pangkas.
Kemudian saat makan malam. Papa dan mama makan dimeja ruang
belakang. Saya dan adik main-main di tudung saji yang dibalikkan di lantai.
Saya tidak tahu main mobil-mobilankah atau kapal-kapalan.
Saat gigi saya goyang, mama selalu membawa saya ke rumah
sakit umum guna dicabut oleh dokter.
Mengenai kesehariannya, mama termasuk ibu rumah tangga yang
tidak diam diri di rumah. Mama mencoba usaha kecil-kecilan. Jualan es misalnya.
Kadang sore atau malam, mama membungkus es satu per satu. Menuangkan air yang
dikasih gincu tersebut ke dalam plastik dan mengikatnya dengan karet yang telah
dipotong-potong. Saya lah yang membawa es-es itu dengan termos. Menjinjingnya
ke kedai depan, baik mengantar maupun menjemputnya lagi di sore hari. Jumlahnya
kalau tidak salah 20+1. Satunya itu untuk orang kedai.
Di samping rumah, papa menanam tebu. Mama juga menjual tebu
tersebut. Tebu dipotong-potong menjadi seukuran satu ruas jari. Dimasukkan ke
plastik dengan isi enam potong tebu per bungkusnya yang diletakkan ke dalam
lemari es.Tebu tersebut juga di antarkan ke kedai. Meski dijual dan
ditumpangkan di kedai, tante er nama pemilik kedainya, tebu itu juga ada yang
membelinya langsung ke rumah. “teeek bali tabu,” begitu sahutnya.
Selain jualan es dan tebu, mama juga menjahit. Lebih
tepatnya menyulam kain untuk selimut kecil. Selimut ini terdiri atas 3 lapisan
dengan urutan paling atas:kain bermotif, busa, dan kain polos. Kerja mama
adalah menyulam mengkuti pola kain bermotif tersebut hingga selesai. Ukuran kainnya
kira-kira 1m2.Bila sudah, upahnya hanya diganjar Rp50 rb. Sementara
menyulam ini risikonya jari menjadi pecah-pecah,terkelupas kulit jempol dan telunjuk. Dan tidak jarang mama
dalam menyulam kesakitan karena tertusuk oleh jarum sulamannya.
Maka, dengan uang hasil kerja sambilan itulah kami
anak-anaknya dapat belanja tambahan. Apalagi saya yang belanjanya banyak mulai
dari makanan, kertas layang-layang, dan tentu saja kebutuhan sekolah.
Alhamdulillah semuanya bisa terpenuhi. Namun, ada satu yang tidak terwujud
yakni saat kelas 2 SMP. Mama ataupun papa tidak sanggup membelikan raket
badmintonyang bagus dan mahal buat saya. Sementara teman-teman saya yang lain
punya. Apalagi si dedi teman terdekat saya yang mampu memiliki raket bagus dan
lumayan mahal itu. Akan tetapi, saya kala itu tidak terlalu bersedih.
Beruntunglah saya dikaruniai Allah sebagai anak yang pengertian. Paham dengan
perekenomian keluarga yang pas-pasan. Saya masih nyaman dengan raket paradiso
yang saya miliki. Walau sudah baliang, dengan snar ala kadarnya,tidak apa-apa
lah. Terkadang saya bisa pinjam raket teman dan punya bapak-bapak.
Saat menginjak SMA mama masih manggaleh. Kali ini di kantin
SMA Cendana. Meletakkan kue kecil-kecilan di sana. Papa pernah bilang sama
saya, mama harus bangun pagi dini hari untuk menyiapkan kue-kuenya tersebut.
Padahal mama sudah mewanti-wanti kepada papa untuk tidak mengatakan hal
demikian. Seolah mama tidak ingin anaknya tahu dengan perjuangan beratnya.
Namun, ada satu hal paling membahagiakan yang saya berikan
kepada mama. Momen itu ketika lulus UAN SMA tahun 2005. Kelulusan itu menjadi
spesial karena saya memang tegang kala itu karena kebetulan saat ujian saya
sedang demam. Berkat doa mama dan juga papa semuanya berakhir dengan kelegaan
nan indah.
Barangkali sekian dulu memori-memori ini. Tulisan ini adalah
bagian paling kecil sebagai cara untuk mengingat hari ibu, yakni mama. Sampai kapanpun
saya akan menyayangi. Kendati ruang kita berjauhan dan komunikasi yang terbatas,
tapi percayalah sayatetap mengingat mama dan keluarga.
Terima kasih yang tak hingga
kepada mama dan selamat hari ibu.
25/12/2013
No comments:
Post a Comment