Laptop


Saya termasuk yang percaya bahwa tidak ada yang kebetulan. Segala perjalanan dan aktivitas telah diatur oleh sang Pengatur. Termasuk ketika saya yang tanpa rencana mengajak yung kanun makan siang.
Masih mengendarai motor, saya telepon Yung Kanun. Keinginanan itu hadir tiba-tiba. Gayung pun bersambut. Pegawai Tata Usaha PG PAUD, UNP ini mengiyakan. Menurut pengakuannya ia memang belum makan.

Kami pun mengisi perut di tempat yang nama daerahnya kurang saya tahu. Kira-kira di deretan tempat kos si Rara dulu di Sania.

Kenyang sehabis makan. Terlintas pertanyaan saya, sekali lagi, secara tiba-tiba.

“Yung lai bapakai laptop ang yung? Pinjam den ha. Laptop den lah mati kanai banjir.”
Kali ini tidak lagi gayung yang bersambut, tapi sama ember, panci, periuk, dan bak mandinya sakalian. Yung kanun mau meminjamkan. Lantaran memang pemilik akun yang berpasword “res.....” ini tidak lagi aktif menggunakan laptop.

“Di kantua den lah ado komputer. Bisa touch screen lo lai. Aden yang mengusulkannya sado tu mah. makonya di fakultas tu heran-heran seh urang jo TU PG PAUD,” kata Yung kanun bangga.
Mendengar ceritanya itu hampir membuat saya koprol sambil bilang WOW. Namun, di hadapan saya ada meja makan, niat itu pun saya urungkan.

Lepas saya antarkan kembali  ke kantornya, saya diserahkan laptop. Saya senang karena akhirnya inilah semacam jawaban Allah dari permintaan saya, walaupun itu baru pinjaman. Alhamdulillah.