Dalam sebuah perjalanan dengan mobil pribadi, duduklah anak,
menantu, dan sang bapak. Menantunya yang wanita, duduk di tengah. Dalam
perjalanan yang cukup jauh, sang bapak yang sudah tua tampak lelah sekali.
Akibatnya,
tanpa sadar sang bapak bersandar di “dada” menantu. Melihat akan hal itu si
anak pun membangunkan si bapak.
Selang beberapa menit berikutnya sang bapak kembali tertidur.
Kali ini benar-benar di “dada inti” menantu. Si menantu hanya bisa diam karena
segan dengan bapak mertuanya. Memerhatikan itu sekali lagi, sang anak geram
dengan tabiat bapaknya sehingga ia pun membangunkan bapaknya sambil mendorong
sedikit kasar bahu sang bapak.
Atas perlakuan anaknya tersebut, si bapak berkata dengan
nada tinggi:
“waang sakali-sakali den manyusu ka bini ang, lah bantuak
itu berang ang jo den. Wang dari ketek manyusu ke bini den dak baa jo den do...”
Anak dan menantu hanya diam, tapi geli dalam hati.