Melahirkan Antara Normal dan Operasi


Banyak peristiwa lucu di sekolahku. Salah satunya percakapan bapak-bapak ini. 

Cerita ini berawal tentang kelahiran seorang istri. Ada yang secara normal dan ada pula melalui operasi. Setiap pilihan jalan melahirkan itu ada kelebihan dan ada kekurangannya. Istri yang melahirkan secara normal, akan dijahit sedikit bagian bawah pusarnya. Sedangkan untuk istri yang melahirkan secara operasi tentu akan dijahit beberapa bagian di perutnya. Hanya perutnya karena proses kelahiran sang anak melewati pembedahan melalui perut sang ibu. Dan Istri yang melahirkan secara normal, tidak membutuhkan waktu lama untuk pulih kembali, kemungkinan sehari saja sudah bisa jalan dan pulang. Namun, istri yang melahirkan secara operasi butuh waktu penyembuhan yang relatif lama hingga harus bebaring beberapa hari dahulu.

Singkat kata, pak in senang dengan istrinya yang melahirkan dengan operasi. Kendati harus menunggu tiga bulan sepuluh hari menunda  aktivitas seksnya, baginya tidak masalah. Beda dengan istri yang melahirkan dengan cara normal. Istri yang baru melahirkan dengan normal mengalami perubahan pada otot-otot bagian reproduksinya sehingga harus dijahit beberapa bagian. Lalu istri yang melahirkan lewat operasi tentu tidak ada perubahan pada alat reproduksinya. Jadi, pesan pak in bagi suami yang istrinya melahirkan secara normal, jangan dibiarkan dokter itu bekerja sendirian.

“Tolong dicaliaakan. Bisiakaan ke dokter tu, tinggaan seketek untuk ambo dok. Beko dijahik sadonyo baa aka lai,” terang Pak In.

“Kiro-kiro... bara ukurannyo tu Pak,” tanya Pak Fadil memancing.

Secara spontan Pak Deni menyahut, “Yo sagadang-gadang ampu kaki lah pak”.
Seketika semua tertawa lepas ha..ha..