Oleh-oleh dari Jakarta


Kemarin, Jumad malam (8/11) Yung Kanun datang ke rumah saya. Tidak sendiri, melainkan bersama Boy, teman satu kos di Polonia. Ia membawa serta travel bag yang dipinjamnya tempo hari sebab baru pulang dari Jakarta selepas mengikuti tes CPNS di Kemendikbud. Tapi sayang ia lupa bawa data foto jalan-jalan (malibo anai dan bukittinggi) yang dijanjikannya dulu. Maklum lupa adalah hidupnya sehari-hari.

Syukurnya ia tidak lupa menyertakan oleh-oleh dari Jakarta. Meski dari Jakarta, yang dibawanya dodol garut. Aneh bukan? Seharusnya kan kerupuk sanjai, rakik kacang, atau pinyaram.  But its ok, no problem hal itu tidak mengurangi rasa senang dan terima kasih saya. Thanks Yung.

Kemudian ia cerita bagaimana pengalamannya jalan-jalan menumpang bus way, bajai, kereta api, dan menginap di hotel abal-abal seharga Rp150.000/malam. Semuanya ia kisahkan dengan aneka raut wajah, seperti kerut muka, gelak, dan gerak mulut yang monyong-monyong. Ya sama tahu saja, ia tipe orang yang hiperbola. Jika tidak, mana ada tawa di rumah saya. No hyperbole, no laughter.

Pegawai TU PGPAUD ini melanjutkan bahwa ia telah mencoba melobi salah satu petinggi di Kemendikbud demi memuluskan cita-citanya. Petinggi  setingkat Dirjen itu kebetulan memang sudah kenal dengannya karena pernah hadir di kampusnya saat menjadi pemateri seminar internasional. Yung Kanun mengaku bahwa orang yang dilobinya tersebut senang dengannya karena Yung Kanun melawak ketika memberi sambutan sebagai ketua pelaksana dalam pembukaan seminar. Namun, ketika ia ingat dan ulang lagi materi lawaknya yang dulu kepada saya, ternyata biasa saja. Ya itulah lucu atau tidaknya, tergantung waktu dan situasi. Saya memang tertawa, tapi tertawa dengan ketidaklucuannya.  Beruntunglah ia juga sadar akan hal demikian.

Saat ditanya rencana selanjutnya jika tidak lulus, pria Padangpanjang ini tetap optimis. Kalau memang ternyata tidak lulus, Ia akan menelepon kembali petinggi Kemendikbud tersebut untuk menawarkan diri menjadi pegawai  honor di sana. Ia akan mempromosikan diri setingggi-tingginya dengan berbagai pengalaman dan prestasi yang pernah dicapainya selama ini. Tujuannya agar bisa diterima, apakah itu menjadi staf khusus, staf ahli, asisten pribadi, atau asisten rumah tangga. Atau bisa juga ia ambil semua plihan itu (rangkap jabatan). Terserah yang penting bisa bekerja di Kemendikbud di Jakarta.  

Saya berharap Yung Kanun benar-benar berhasil dalam tes CPNS ini amin. Karena kasihan juga apabila harus doer-doer mulutnya, sampai naik-turun jakunnya, dan kering kerontang air liurnya akibat terpaksa melakukan lobi-lobi. Selamat berjuang. Semoga berhasil.

09/11/2013