Aku dulu pernah merenung, apa maksud Allah menciptakan
manusia ke dunia ini? Ada yang menjawab untuk menyembah kepada-Nya;agar memuja
kapada Dzat yang meniupkan roh ini, dsb. Namun, timbul lagi pertanyaan, apakah
sebatas itu? Bukankah kebesaran Allah tidak ditentukan dari kualitas dan
kuantitas sang penyembah-Nya? Kafir sekalipun seisi dunia ini, Allah tetap
mahadigdaya, suci, dan mutlak.
Lama aku mencari jawaban tentang ini. Berjalannya waktu,
kian pula menguapkan keingintahuanku.Tetapi , sejak aku menikah awal 2012
barulah aku paham. Mengetahui langsung dari apa yang aku alami sendiri.
Ternyata tujuan Allah menciptakan manusia adalah demi KEBAHAGIAAN
MANUSIA ITU SENDIRI. Sama sekali bukan untuk kepentingan Allah. Apakah itu untuk
menyembah, beribadah, dan memuja-muji kepadaNya.Bukan sama sekali. Allah tidak
seego itu dalam menghadirkan manusia ke dunia.
Ketika aku menemukan jawaban ini, aku menjadi haru, kecil,
dan lemah. KEBAHAGIAAN MANUSIA ITU SENDIRI datang dari
buah cinta pernikahan, yakni hadirnya anak dan keturunan. Lahirnya manusia baru
initelah mengharukanayah ibunya, menyenangkan kakek neneknya, melegakan karib
kerabat, dan para tetangga. Efeknya sungguh luar biasa bagi lingkungannya.
Untuk itu,tidak ada lagi yang pantas untuk dipertanyakan.
Semua sudah ada alasannya karena Allah mahatahu dengan segala ketetapan-Nya.
Semuanya tidak lain semata untuk KEBAHAGIAAN MANUSIA ITU SENDIRI.
29/12/2013
No comments:
Post a Comment