Hambatan Kemampuan Mendengarkan



Pada umumnya siswa mengalami kesulitan ketika materi yang berhubungan dengan kemampuan mendengarkan. Mendengarkan kemudian mengungkapkannya kembali ini tertuang dalam ruang lingkup dari penayanganberita, pembacaan cerpen dan artikel, serta penyampaian ceramah.

Padahal mendengarkan ini sudah mereka praktikkan dalam keseharian. Contoh saja ketika maota-ota atau mendengarkan curhat teman, mereka pasti bisa mengungkapkannya kembali dengan baik. Namun, ketika berkaitan dengan pelajaran, mereka menyerah.

Berdasarkan pengamatan langsung dari TKP, saya menemukan tiga faktor penyebabmengapa peserta didik ini mengalami kesukaran dalam kegiatan mendengarkan.

1)siswa beralasan terlalu cepat. Mereka mengeluhkan bunyi yang dihasilkan dari kata dan kalimat yang didengarnya lajunya begitu kilat. Sementara prinsipnya, mereka hanya diperintahkanuntuk menangkap informasi dengan tepat dan ringkas. Peserta didik menyerap ide pokok atau hal-hal penting saja dari sebuah wacana yang diperdengarkan, bukan semuanya.

2) siswa tidak tenang. Ketika siswa tidak rileks, gusar, dan putus asa, otak akan kusut. Bila terjadi kekalutan dalam pikiran, bisa dipastikan kegiatan mendengarnya gagal total. Ketidaktenangan ini dilatarbelakangi oleh anggapan tidak mengerti dan kurang jelas terhadap informasi yang didengarnya. Bila menghadapi persoalan ini, siswa biasanya depresi, garuk-garuk kepala, dan kening berkerut, alias tidak nyaman. Jika perilaku ini diteruskan, siswa akan gagal dalam proses mendengarkan yang sedang berjalan. Dan bakal tidak berhasil sampai tahap akhir.

3) siswa berupaya menyalin persis terhadap apa yang didengarnya. Hal ini tidak mungkin dilakukan karena berbeda dengan pendiktean.Mendengarkan sejumlah informasi hanya mengambil intisari, kemudian menuliskannya kembali dengan kreativitas bahasa sendiri. Dengan kata lain, mereproduksi keterangan-keterangan yang diperoleh itu dalam gagasan-gagasan yang padu.

Untuk mengatasi 3 faktor penghambat tersebut, solusi yang perlu dilakukan adalah coolatautenangdantetap fokus. Dengan prinsip ini, semua proses mendengarkan dapat berjalan lancar. Jangan mudah terpengaruh oleh hambatan-hambatan kecil yang justru dapat menggagalkan siswa dalam mendengarkan.

16/01/2014

No comments: