Icam



Istirahat siang waktunya makan siang. Seperti biasa,saya dan rekan kuartet katuju pergi ke tempat icam. Icam adalah panggilannya yang sekaligus nama kedai nasinya. Meskipun palang namanya sedikit mumudar, gambar ayam hitamnya masih menarik buat kami untuk makan di sana.Tempatnya di tepi jalan raya manggung, tidak jauhlah dari sekolah.

Kenapa tempat icam? Icam memiliki keistimewaan bila dibanding dengan lapau nasi di sekitarnya. Di sini samba atau lauk pauk ambil sendiri. Bahkan bisa berulang-ulang kali semisal menambah kuah, lado, dan sayur. Harganya pun sangat terjangkau, hanya 10 rb. Berapapun tambuahnya tetap sekian harganya. Luar biasa bukan.

Dari situ dapat dinilai bahwa icam bukanlah panggaleh yang perhitungan. Kesimpulan ini sekali lagi terbukti, saat saya meminta kalendernya. Soalnya di kedainya banyak kalender caleg.

“Icam,ado kalender balabiah?”
“Kalender? Untuak a dek anak?” tanyanya dengan suara gemetar. (intonasi khas nenek-nenek)
“untuak di rumah. Wak lun punyo lai”
Kemudian ia berjalan menuju lemari kacanya. Di sana ada satu kalender caleg yang masih tergulung.
“ko ha. Beko piliah iko yo,” katanya seraya menunjuk foto.
“Sia  ko cam?”
“iko keluarga icam mah.”
“aman tu cam. Makasih cam.”
Akhirnya saya pun mempunyai kalader 2014.
***
Kadang, icam meninggalkan begitu saja “posnya”. Pernah suatu ketika malah orang lain, pelanggannya juga, mengambilkan nasi untuk saya. Menurut penuturan orang itu,icam ada urusan baralek ke tempat tetangga atau kerabatnya.

Saya pun menjadi heran kenapa icam tenang saja meninggalkan dagangannya.

Sepertinya inilah prinsip manggaleh yang unik. Tidak begitu terlalu memikirkan profit. Tujuannya mungkin satu yakni agar konsumennya senang bisa makan di tempatnya. Ini patut ditiru. Saya yakin icam suatu saat akan menuai hasilnya dengan keberlimpahan kesuksesan usahanya. Sebab pada hakikatnya, ketika seseorang yang tidak begitu baretong, saat itulah rezekinya bertambah. Dan ini telah terbukti saat saya dan teman-taman yang rutin makan di sana.

Sebagaimana yang pernah saya dengar dari Dik Doank.Kalau tidak salah---berarti benar,kira-kira kata seniman ini:kami tidak memikirkan isi perut, kami tidak pernah kekurangan makan. Makanan selalu berlebih. Kemudian saat kami tidak memikirkan uang, kami tidak pernah kekurangan.Barangkali nilai-nilai inilah yang dipegang oleh icam.

24/01/2014

No comments: