Mengenal Point of View Prosa (2)



Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam cerita (cerpen, novel, hikayat) melalui tokoh serta penokohan yang diciptakannya. Sudut pandang ini meliputi kata ganti aku, dia, mereka, dan nama tokoh.

Sudut pandang terdiri atas 1)orang pertama pelaku utama, 2)orang pertama pelaku sampingan, 3)orang ketiga serbatahu, 4)orang ketiga pelaku utama, dan 5)orang ketiga pelaku sampingan.

1) Orang pertama pelaku utamaditandai dengan kata “aku” atau “saya“. Dalam sudut pandang ini tokoh “aku” atau “saya” terlibat dominan dalam alur atau plot cerita. Dengan kata lain, pelaku mengalami betul kejadian yang menimpanya.

Contoh:

Tak sempat kusadari secepat terkaman macan akar, secara amat mendadak, Pak Mustar telah berdiri di sampingku. Wajahnya yang dingin putih menyeringai kejam. Aku menjejalkan pijakan langkahku untuk melompat tapi terlambat. Pak mustar merenggut keras kerah bajuku, menyentakku dengan keras hingga seluruh kancingku terlepas. Kancing-kancing itu berhampuran ke udara, berjatuhan gemerincing. Aku meronta-ronta dalam genggamannya, menggelinjang dan terlepas!
-Sang Pemimpi karya Andrea Hirata-

2) Orang pertama pelaku sampinganartinya tokoh “aku” atau “saya”di sini berperan sebagai pengantar dan penutup cerita. Tokoh “aku” hanya sepintas dilibatkan sementaratokoh utamanya adalah orang lain. Tokoh orang lain itulah yang diceritakan oleh tokoh “aku”berdasarkan pikiran dan pengamatannya.

Contoh:

Itulah Maria, gadis paling aneh yang pernah kukenal. Meskipun aku sudahcukup banyak tahu tentang dirinya, baik melalui ceritanya sendiri saat tak sengajabertemu di metro, atau melalui cerita ayahnya yang ramah. Tapi aku masihmenganggapnya aneh. Bahkan misterius. Ia gadis yang sangat cerdas. Nilai ujianakhir Sekolah Lanjutan Atasnya adalah terbaik kedua tingkatnasional Mesir. Iamasuk Fakultas Komunikasi, Universitas Cairo. Dan tiap tingkat selalu meraih

predikat mumtaz atau cumlaude. Ia selalu terbaik di fakultasnya. Ia pernahditawari jadi reporter Ahram, koran terkemuka di Mesir. Tapi ia tolak. Ia lebihmemilih jadi penulis bebas. Ia memang gadis Koptik yang aneh. Menurutpengakuannya sendiri, ia paling suka dengar suara azan, tapi pergi ke gereja tidakpernah ia tinggalkan. Sekali lagi, ia memang gadis Koptik yang aneh. Aku tidaktahu jalan pikirannya.”
 -Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy-

3) Orang ketiga serbatahu yakni pengarang menggunakan sudut pandang “dia”, ”ia”, ataupun “nama tokoh”. Pengarang dapat mengisahkan apa sajayang menyangkut tokoh “dia”, “ia” termasuk pikiran, perasaan ataupun motivasi dari tokoh. Tidak hanya itu, narator pun mahatahu dengan sikap dan perilaku semua tokoh dalam cerita.

Contoh:

Mas Karnoe merogoh saku celana bahannya. Mengeluarkan tiga lembar uang lima ribuan. Satu lembar kembali ia masukkan ke dalam saku celana goyangnya itu; untuk ongkos pergi besok.

“Budhe, gorengannya dua kantong ya, campur aja.” Ia membeli buah tangan.

“Ini mas,” ia sedikit berdiri dari tempat duduknya memberikan dua kantong gorengan dan menyambut dua lembar kertas bergambar wajah Tuanku Imam Bonjol.

“Makasih Budhe.” Kemudian mas Karnoe melanjutkan perjalanan menuju rumahnya.

Jelan tanah berwarna merah di sebelah kanan gerbang stasiun terhampar luas dan di sisi-sisinya berbaris tiang-tiang listrik tegangan tinggi seperti tak berujung, jalan inilah yang akan disusuri kaki-kaki lelahnya. Sang istri telah menunggu di rumah.
 -Karnoe karya Jombang Santani Khairen-

4) Orang ketiga pelaku utama. Sama halnya dengan orang pertama pelaku utama, bedanya pengarang menggunakan tokoh“dia”, “ia”, dan nama tokoh dalam ceritanya. Orang ketiga ini menjadi pusat cerita yang mengalami langsung segala peristiwa dalam alur/plot.

Contoh:
Tak perlu waktu lama bagi Zahrana untuk mendapatkan pekerjaan baru. Dari seorang teman ia mendapatkan informasi bahwa STM Al Fatah Mranggen, Demak, sedang membutuhkan seorang guru baru yang profesional untuk mendongkrak prestasi. STM Al Fatah berada di payung Yayasan Pesantran Al Fatah. Pesantren besar yang terkenal di Mranggen. Ia mengajukan lamaran dan hari itu juga ia diterima.

Kepala sekolahnya yang masih keturunan pendiri Pesantren Al Fatah sangat senang. Pengalaman mengajar Zahrana ketika mengajar di FT universitas swasta terkemuka di Semarang adalah jaminan kualitas.

Sejak hari itu Zahrana mengajar siswa-siswa yang sebagian besar adalah santri. Ia berusaha mendalami kultur dan budaya santri. Sebab sejak kecil ia belum pernah menjadi santri sama sekali. Ia merasakan nuansa yang berbeda antara mengajar santri dan mengajar mahasiswa. Ada tantangan tersendiri mengajar santri yang masih banyak menganggap ilmu eksak tidak penting, yang menganggap "ilmu umum" lainnya juga tidak penting.
-Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy-

5) Orang ketiga pelaku sampinganyakni pengarang menggunakan tokoh “dia”,”ia” atau nama tokoh untuk mengisahkan pelakulain dalam peristiwa yang melibatkan “dia”, “ia”, atau nama tokoh tersebut. Sentral cerita dalam berbagai kejadian adalah orang lain yang dikisahkan oleh orang ketiga pelaku sampingan ini.

Contoh:

Julia tahu Sandra dan entah berapa puluh lagi gadis seuniversitinya yang telahjatuh hati kepada Ariffin. Tetapi Ariffin tidak pernah mahu ambil tahu tentang itu semua.Dia pastinya tidak mahu mengambil tahu jika terdapat tulisan “Ariffin is so cute!” didalam tandas perempuan tingkat 3 di universitinya...

Ariffin mempunyai wajah yang manis. Dia mempunyai ketinggian mencecahenam kaki dengan susuk tubuh yang tegap dengan kulit sawo matang yang nampak bersihdan terjaga. Apa yang membuat beberapa gadis di universitinya tertarik kepadanya adalahmatanya yang tajam bak burung helang dan senyumannya yang mampu membuatkan hatidan jiwa mereka cair. Untuk seorang anak muda yang baru mencecah usia 20 tahun,Ariffin mempunyai wajah yang matang seperti seorang pemuda berusia pertengahan umur20-an. Sifat pendiam Ariffin membuat mereka lebih tertarik kepadanya...
-Cinta Nasi Lemak karya Nizam Zakaria-

Demikianlah penjelasan mengenai jenis-jenis sudut pandang ini. Semoga dapat menambah wawasan anda dalam dunia kepengarangan. Tidak hanya sampai disitu, sudut pandang ini juga bagian materi yang diberikan dalam Ujian Nasional sehingga dapat pula dijadikan pedoman atau bahan diskusi antara guru dan peserta didik.

28/01/2014

No comments: